TIGA
TIPE PEMIMPIN (LEADERSHIP)
DI ABAD 21
Oleh : Tana
Saepudin, S.Pd
Leadership atau kepemimpinan adalah suatu seni yang membentuk individu yang kuat dan tangguh untuk memotivasi sekelompok orang agar mau bertindak dan bekerja bersama demi meraih tujuan bersama.
Setiap dari
kita adalah pemimpin, mulai dari pimpinan diri sendiri, keluarga, organisasi bahkan
sampai pemimpin yang ruang lingkupnya makro. Sejatinya terlebih dahulu individu
harus memimpin diri sendiri untuk memilih hal-hal yang dianggap benar dan
menjauhi segala hal yang dianggap salah. Mari kita simak beberapa tipe
kepemimpinan secara umum. Dalam perspektif kualitas dan kuantitas karakter,
dalam kepemimpinan yang mengarahkan seluruh sumber daya manusia yang ada ke
dalam strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan dalam
mencapai keberhasilan bersama.
Secara singkat, kepemimpinan diisi oleh para pemimpin yang penuh dengan inspirasi hebat, visioner dan mampu menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengarah aksi. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kombinasi kepribadian atau karakter yang kuat, sehingga dapat membuat orang lain mau dan rela untuk mengikuti arahannya. Akan tetapi, kita perlu selalu ingat bahwa meskipun kepemimpinan dalam organisasi dapat memiliki tujuan kepemimpinan yang sama, namun setiap pemimpin bisa memiliki gaya/tipe kepemimpinan yang berbeda-beda.
Ada berbagai fasilitas hidup yang kita nikmati dengan
nyaman, seperti mobil, pesawat, hotel, rumah, televisi, telepon seluler, motor,
internet, lampu dan sebagainya adalah hasil-hasil dari ciptaan tangan-tangan
halus Manusia. Tuhan menciptakan semua makhluk tentunya tidak sia-sia, bahkan
dari nyamuk yang terkecil saja pun memiliki maksud yang besar, apalagi manusia.
Manusia yang dijadikan sebagai Co-Creator adalah
pilihan yang tepat. Manusia memiliki badan yang mendukung, bahkan cenderung
sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain semisal binatang dan jin (salah
satunya memiliki mata yang holistik), mampu menatap jarak jauh dan jarak dekat.
Tidak hanya secara fisik sempurna, kesempurnaan
manusia dilengkapi dengan organ otak yang justru berfungsi untuk berpikir dan
sebagai pencipta sesuatu. Mari kita ulas sekilas dari kesempurnaan Otak manusia
yang tuhan anugerahkan pada kita.
Hasil penelitian yang dilakukan Paul Maclean dalam
bukunya Quantum Learning, Bobby De Porter yang mengulas tentang
otak “3 in 1” yang dimiliki manusia. Jadi otak manusia itu mempunyaai tiga
fungsi : (1) otak reftilia; (2) otak mamalia; dan (3) otak neokorteks. Dua otak
manusia, reptilia dan mamalia dimiliki juga oleh binatang. Hanya otak
neokorteks khusus dimiliki manusia, bahkan disinilah cahaya dalam pikiran itu
berbeda.
Disamping otak “3 in 1” yang dimiliki manusia secara
biologis otak terbagi dalam tiga bagian : (1) bagian otak kiri; (2) bagian otak
kanan; (3) otak kecil atau otak bagian bawah sadar
Pada otak manusia terdapat lebih dari 30 milyar sel
saraf yang membentuk tiga bagian di atas. Setiap bagian sel ini membentuk jaringan kerja sama yang rumit
melalui bagian kcil lainnya yang disebut neuron. Jaringan kerja ini tidak
berhenti bekerja sepanjang hidup. Otak bagian kiri merupakan bagian otak yang
bertugas secara kognitif dan rasional. Bagian ini memiliki karakteristik khas
yang sangat logis, analitis, matematis, realistis, vertikal, kuantitatif,
intelektual, objektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Sebaliknya otak bagian kanan adalah bagian otak yang
berpikir secara efektif dan psikomotorik yang memiliki karakteristik
kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, kreatif, subjektif, simbolis,
imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak motorik bagian tubuh
sebelah kiri. Lalu di bagian otak agak ke bawah , terdapat otak kecil atau otak
bawah sadar yang bertugas seperti mesin perekam seluruh kejadian yang
berlangsung di kehidupan kita.
Wajar rasanya, otak merupakan bagian vital bagi
manusia pada umumnya, karena dalam otak
terdapat sebuah kekuatan dari pikiran. Namun sayang dewasa ini, manusia masih
saja sedikit memanfaatkan kekuatan otaknya. Bahkan seorang yang berpengaruh
dalam keilmuan , seperti Einstein, saja baru 5% memaksimalkan kekuatan otaknya.
Sisanya adalah misteri.
Banyak manusia hanya lebih banyak menggunakan kualitas
otak ke satu (reftilia) dan otak kedua (mamalia) saja, tetapi tidak
memaksimalkan otak ketiga (neokorteks) yang justru membuatnya manusia di atas
rata-rata.
Seorang leader (pemimpin) pada tipe Menciptakan
Peristiwa (Create-Leaders) adalah dia
yang mampu menciptakan peristiwa sejarah dengan mengunakan segenap kekuatan dan
keistimewaan bagian-bagian otaknya yang telah dianugrahkan Tuhan YME dengan
seimbang, tidak hanya secara fisik bahkan fikirannya pun justru difungsikan
secara maksimal untuk selalu mencipta ide-ide cemerlang tentang sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan kelompok orang yang dipimpinnya.
Seorang leader (pemimpin) wajar kiranya kalau
dia mampu menciptakan peristiwa (sejarah). Nabi Muhammad misalnya, menciptakan
sejarah islam terbesar hampir di seluruh jazirah Arab yang saat itu masih sangan
gelap. Sang Nabi Rosululloh SAW, berhasil mengantarkan Islam dikenal, dipeluk
oleh semua penghuni belahan dunia hingga hari ini. Para Ilmuwan penemu listrik,
telepon, bumi, planet dan lain-lain adalah pemimpin yang bisa menciptakan
peristiwa. Nah diantara ribuan nama pencipta peristiwa sejarah dalam kehidupan,
bukankah nama Anda seperti Ketua PGRI kah, Kepala Sekolah-kah atau semua Insan
Pendidik dan termasuk yang membaca artikel ini pun bisa masuk dalam urutan
setelahnya ?. “Wallahu a’lam” ,bukan saja menciptakan yang bersifat fisik,
namun juga non fisik, salahsatunya dalam hal pendidikan. Seorang pemimpin yang
menciptakan peristiwa selalu memiliki visi besar dan mau belajar untuk menjadi
orang besar, mulai dari Ziro to Hero.
2.
Pemimpin
yang Menyaksikan Peristiwa (Lover Leaders)
Tipe
pemimpin ini terlihat pada pilihannya yang lebih senang dengan situasi nyaman,
aman, dan takut dengan risiko. Kelomok ini paling banyak ditemui di dalam
masyarakat kita. Mereka hanya bisa menonton, tidak melarang, juga tidak
menyuruh. Bila diprosentasekan , hampir 60 % posisi pemimpin ada dalam kelompok
ini. Sisanya malah harus dibagi dua ; yaitu untuk pemimpin yang menciptakan
peristiwa dan pemimpin yang mempertanyakan peristiwa.
Diantara
ciri yang menjadi karakteristik pada tipe Pemimpin
yang Menyaksikan Peristiwa (Lover Leaders) ini diantaranya (1) dia hanya
sebagai penggembira saja (lover).
Kehadiranya membuat pemimpin terkesan banyak, padahal mental mereka bukan sosok
sebagai leader tetapi manager. Seorang pemimpin yang sejati
leader hanya memberi contoh dengan perbuatannya, sementara manager adalah
mengatur, menyuruh dan menekan orang
lain untuk memahami pikirannya.
Banyak
peristiwa sejarah dunia yang terjadi, mulai dari perang Dunia I, II, bahkan
sampai perang globalisasi ekonomi dunia, tetap saja pemimpin tipe ini lebih
cenderung diam dan ikut seiring dengan perubahan itu sendiri. Padahal hampir
hasil peristiwa sejarah yang kita nikmati, baik teknologi, maupun pendidikan
terbaik, termasuk sejarah bangsa sampai detik ini, adalah hasil kerja keras
yang konsisten seorang pemimpin yang bisa menciptakan peristiwa. Jika sekarang
kita perhatikan di lingkungan sekitar kita, mulai dari keluarga, organisasi,
perusahaan, bahkan mungkin saja di pemerintahan dari ruang lingkup sekala kecil
sampai pemerintahan dengan ruang lingkup skala besar negara misalnya, pasti ada
saja orang yang termasuk pada kategori lovers.
Mereka lebih banyakmelihat tanpa ada inisiatif untuk melakukan perubahan
yang radikal dan kreatif. Menjadi pengikut setia mungkin sudah cukup bagi
mereka dalam kelompok ini.
Mungkin
kalau dalam kontek Agama Islam pun tidak begitu jauh berbeda.indonesia adalah
negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, hanya saja kebanyakannya
adalah islam KTP (Kartu Tanda Penduduk) saja. Di KTP mungkin namanya muslim,
tetapi ajaran islam secara menyeluruh tidak pernah dikerjakannya yang tampil
justru kulit luarnya, sementara kulit hatinya jauh dari apa yang terlihat. Di
dalam bidang apapun, selalu ada pemimpin yang hanya berdiam diri dan berpangku
tangan ketika sejarah sedang dibuat.
3.
Pemimpin
yang Mempertanyakan Peristiwa (Looser Leader
Seperti
sudah disinggung di atas, kalau diprosentasekan , 20% pemimpin yang bisa
menciptakan peristiwa, 60% pemimpin yang menyaksikan peristiwa, dan 20% sisanya
adalah pemimpin yang mempertanyakan peristiwa. Pikiran mereka sama liarnya
dengan pemimpin (visioner) . hanya
saja tipe pemimpin ketiga ini banyak mengarah pada hal-hal yang sudah terjadi
justru malah dikritisinya. Kalau pemimpin tipe pertama lebih banyak menggunakan
otak kanan yang cenderung kreatif, inovatif dan holistik, sementara pemimpin
ketiga ini banyak menggunakan otak kiri yang cenderung kritis, analitis dan
logis dalam menyusun sebuah argumentasi.
Pemimpin tipe Looser Leader ini lebih
suka mengobok-obok sejarah, bahkan cenderung menghambat dalam menggapai sebuah
ide besar. Ia tidak suka disaingi, memiliki sifat egoisme yang sangat tinggi,
sulit bekerja sama, selalu menjadi imam terdepan, dan malas menjadi makmum. Ia
memiliki pandangan yang pendek ke depan, suka menyalahkan orang lain, dan tidak
memiliki koreksi terbaik. Semua penilaiannya sangat subjektif, sehingga
mengakibatkan sulit diukur secara objektif. Yang menjadi ukuran adalah
pembenaran, bukan kebenaran yang sejati.
Di sekitar kita, selalu ada orang
yang bertipe pemimpin sekelas ini. Tipe-tipe pemimpin ini bisa disebut looser leader. Dari ketiga tipe
kepemimpinan yang sudah dibahas di atas, maka penulis khususnya mengajak pada
diri sendiri serta semua pembaca, mari kita berinstrofeksi diri masing-masing,
apakah kita termasuk pemimpin tipe yang mana dari ketiga tipe kepemimpinan di
atas. Creat Leader kah ?, lovers leaderkah? Atau kita berada
di tipe pemimpin ketiga Looser Leader?
Selanjutnya
terserah pembaca. ....
Demikian sekilas artikel tentang tipe kepempinan yang
ada di abad ini, dan semoga dari pemimpin lingku terkecil sampai pemimpin dengan
lingkup makro, lahir pemimpin-pemimpin tipe Creat Leaderyang selalu
kreatif melahirkan ide-ide cemerlang demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia
yang kita Cintai Ini.
Referensi :
Nanang Qosim Yusuf
the Heart of Awareness, Jakarta : Hikmah 2008
Solihin Abu Izzudin Zero to Hero Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa,
Yogyakarta : Pro-U Media 2006.



0 komentar